Apakah memang laki laki tidak diciptakan untuk menyukai belanja?

Baru pulang dari gereja, dan istriku mau minta ditemani untuk membeli sepatu.. karena besok ada interview lanjutan jadi Ass.Vice President di HSBC. Jadi kami mampir di PI Mall untuk mencari sepatu hitam (kenapa harus hitam? Gak tau). So, ini berarti belanja kan? Liat liat di mall yang nyaman, sambil menikmati pemandangan dalam udara kalengan. Satu stand sepatu terlewati, dua dan selanjutnya.. sepatu belum ditemukan. Apa sesulit itu ya untuk mencari sebuah sepatu bagi wanita? Cari lagi di stand lain, dan istriku mulai keliatan bete.. jadi aku ikut merasa di-bete-in entah karena apa.
Karena sepatu yang tidak ketemu? Lalu pertanyaan dibenak ku, kenapa harus bete. Untuk berada di tempat nyaman seperti ini saja seharusnya bisa dinikmati.. apalah artinya sepatu, kalau memang ada yang dibeli, kalau tidak ada.. toh, dirumah ada sepatu juga.
Bisa jadi, karena aku gak suka belanja sih ( baca: liat-liat). Kalo aku kan maunya cepat saja. Mau sepatu, ya di toko pertama ada yg cocok, beli saja. Kalo ternyata lebih mahal dari toko sebelah, ya tidak apa.. toh dipakai sendiri. Dinikmati saja, kenapa harus bete.
Entah lah, tidak berani menghakimi juga.. mungkin memang perempuan tidak ditakdirkan untuk berbelanja dengan ditemani laki laki ( even itu suami ). Berapa banyak laki laki yang terlihat duduk atau berdiri bosan, sementara pasangannya sedang memilih2 sepatu. Pemandangan yang umum kan. Herannya, kita, laki laki masih coba2 untuk suka, dan wanita masih terus meminta ditemani berbelanja.
Dan tidak pernah ada pemandangan, teman wanita terlihat duduk bosan ketika teman wanita lainnya sedang melihat lihat sepatu, pasti mereka jadi mirip pasangan ganda putri badminton yang kompak sekali. Yang satu memberi umpan, yang lain melakukan smash.
Jadi memang ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Kami, laki laki tidak suka belanja.

k-

"You can take my Fendi baguette, you can take my ring and my watch, but don't take my Manolo Blahniks." ( Carry Bradshaw - Sex in the city )